Dinamika Tim: Model Tuckman

Mengenal model Tuckman dalam mengelola dinamika tim

Ronaldi Tjaidianto
4 min readMay 24, 2021
Sumber.

Sebelum mengenal lebih jauh dengan model Tuckman, apa sih itu dinamika tim? Secara definisi, dinamika tim adalah dorongan psikologis yang secara tidak sadar mempengaruhi tingkah laku dan performa dari suatu tim.

Kurt Lewin. Sumber tertera.

Istilah dinamika tim baru diperkenalkan oleh Kurt Lewin, seorang psikolog sosial, pada tahun 1939. Istilah tersebut digunakan untuk memahami perilaku individu dalam suatu tim dan alasan dibalik perilaku tersebut.

Tim dengan dinamika yang baik memiliki individual yang saling mempercayai satu sama lain, dapat bekerja sama dengan baik, dan jarang mengalami konflik.

Di sisi lain, tim dengan dinamika yang buruk kesulitan dalam mengatur alur kerja antar individual di dalamnya dan sering mengalami konflik yang tidak berarti.

Dalam pengembangannya, terdapat beberapa model yang dapat digunakan untuk membentuk dinamika tim yang baik. Salah satu model yang paling terkenal adalah “Tuckman’s Stages of Group Development”. Model tersebut dikembangkan oleh seorang psikolog bernama Bruce Tuckman pada tahun 1965 dan menjelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dapat dilakukan dalam mengembangkan dinamika grup/tim yang baik.

Yuk, kita bahas lebih lanjut mengenai model Tuckman!

Model Tuckman

Tahapan Model Tuckman.

Perkembangan suatu tim dalam model Tuckman terdiri dari beberapa tahapan, yaitu forming, strorming, norming, dan performing (selanjutnya ditambahkan tahapan kelima, adjourning, pada tahun 1977 untuk menandai tahapan terakhir dari suatu tim). Lebih lanjut lagi setiap tahapan mewakili hal-hal berikut:

  • Forming: tahap orientasi di mana para anggota tim saling mengenal satu sama lain serta tanggung jawab dan peranan tiap anggota masih belum jelas. Pada tahap ini, juga akan ditetapkan aturan, panduan, dan tugas-tugas yang akan dilaksanakan selama proyek berjalan. Pemimpin tim memiliki peranan yang besar dalam memastikan dan mengarahkan tim dapat berjalan dengan baik.
  • Storming: tahap di mana para anggota tim mulai mengekspresikan pendapat dan kendala yang mereka alami. Para anggota mulai mengenal karakter satu sama lain dan mengetahui peran yang mereka mainkan dalam tim. Perbedaan pendapat dan kepribadian antar anggota dapat terjadi pada tahap ini sehingga harus dapat diselesaikan dengan baik agar tim dapat berlanjut ke tahap berikutnya. Peranan pemimpin tim yang sebelumnya mengarahkan bagaimana tim bekerja secara sepenuhnya, berkurang menjadi mengarahkan bagaimana tim dapat memecahkan masalah-masalah yang ada.
  • Norming: tahap di mana para anggota tim mulai menerima perbedaan yang ada dan menghargai kontribusi serta peranan setiap anggota dalam tim. Anggota tim mulai memiliki komitmen dan rasa tanggung jawab yang sama terhadap tujuan yang hendak dicapai. Pada tahap ini, pemimpin tim memfasilitasi kebutuhan para anggota untuk melaksanakan tugas-tugas yang ada.
  • Performing: tahap di mana para anggota tim sudah memiliki sinergi dan alur kerja yang lancar serta efisien. Anggota tim dapat bekerja dengan cepat dan perbedaan pendapat dapat diselesaikan tanpa konflik yang berarti. Pada tahap ini, para anggota sudah mengetahui dengan jelas apa yang harus mereka lakukan dan peran pemimpin tim hanya mendelegasikan serta mengawasi pelaksanaan tugas oleh para anggota.
  • Adjourning: tahap di mana proyek selesai dan tim akhirnya dibubarkan. Tahap ini lebih fokus pada kesejahteraan para anggota di dalam tim dibandingkan empat tahapan sebelumnya yang lebih fokus pada manajemen tim.

Model ini memungkinkan kita untuk memahami bagaimana suatu tim berkembang mulai dari tahap pembentukan hingga pembubarannya. Kemudian, dalam perkembangan tersebut, dapat diidentifikasi perubahan hubungan yang ada dalam tim dan bagaimana menyesuaikan teknik memimpin tim dengan perubahan tersebut. Oleh karena itu, model ini sering digunakan dalam melatih anggota dalam satu tim demi mencapai potensi maksimum dari tim itu sendiri.

Pendapat pribadi mengenai model Tuckman dalam Scrum (Agile Software Development)

Dalam scrum, model Tuckman dapat membantu Scrum Master dalam membimbing dan meningkatkan dinamika tim para anggota timnya.

Dalam pengalaman saya sendiri di proyek PPL 2021, walaupun saya tidak berperan secara aktif dalam mengimplementasikan model Tuckman — karena saya seorang anggota tim dan bukan scrum master, saya merasakan keselarasan antara teknik kepemimpinan yang sebenarnya dilakukan Scrum Master (dan Product Owner) di proyek saya dengan teori model Tuckman.

Dari tahap forming hingga tahap performing — tahap di mana tim saya berada sekarang, saya merasa Scrum Master dan Product Owner memiliki peranan yang sesuai dengan apa yang dideskripsikan pada model Tuckman. Dan berkat bimbingan mereka pula lah, tim kami bisa mengerjakan dan menyelesaikan tugas di setiap sprint dengan baik.

Kesimpulan

Model Tuckman menjelaskan ada 5 tahap perkembangan suatu tim, yaitu forming, storming, norming, performing, dan adjourning. Model ini dapat digunakan untuk meningkatkan dinamika tim dengan memahami bagaimana tim mengalami perubahan di setiap tahapan yang ada dan menyesuaikan peran pemimpin tim yang diperlukan di setiap tahapan tersebut.

Referensi

--

--